Hadir sebagai pembicara ahli
Prof. Dr. Teguh A.S Ranakusuma, Sp. S(K),
Guru Besar Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan
dr. Leecarlo Millano,
Product Manager Fortune Star Indonesia yang memaparkan solusi pencegahan dari sudut pengobatan komplementari & alternatif hari ini (29/8) di Jakarta.

Penting untuk dipahami bahwa penderita diabetes tetap memiliki resiko paling tinggi terhadap stroke, dibanding dengan yang bukan penderita diabetes walaupun mereka memiliki banyak jumlah faktor resiko kesehatan. Secara umum, resiko penyakit kardiovaskular (termasuk stroke) adalah tiga kali lebih besar pada pria dan wanita penderita diabetes bila dibandingkan orang yang tidak mengidap diabetes. Hingga kini, penderita Stroke di Indonesia Menempati Urutan Empat Dunia, Setelah India, Cina dan Amerika
*.
”Penyakit Diabetes merupakan faktor risiko mayor untuk terkena stroke, dimana diabetes dapat menyebabkan terjadinya sumbatan pada pembuluh darah di otak yang dapat menimbulkan kematian pada sel atau jaringan otak (infark subkortikal)”, jelas
Prof. Dr. Teguh A.S Ranakusuma, Sp. S(K),
Guru Besar Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menuturkan bahwa
“penyakit Diabetes Melitus (DM) dapat meningkatkan jumlah radikal bebas dalam darah yang kemudian berdampak pada terjadinya stress oxidative.
Stress oxidative merupakan faktor risiko terjadinya pengerasan dan penebalan pembuluh darah. Pembuluh darah yang mengeras dan menebal tersebut akan menghambat laju peredaran darah atau bahkan menyumbat aliran darah. Bila sumbatan tersebut terjadi pada pembuluh darah di otak maka berpotensi menyebabkan stroke”. Berdasarkan penuturan & penjelasan
Prof. Dr. Teguh A.S Ranakusuma, Sp. S(K) tersebut, serta berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO)
* yang menyatakan bahwa penderita diabetes yang ada di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat mencapai 366 juta orang di tahun 2030 mendatang, sedangkan Stroke yang telah menyebabkan 5.7 juta penderita meninggal pada tahun 2005, diprediksi dapat meningkat hingga 6,5 juta pada tahun 2015 dan 7,8 juta pada tahun 2030, maka
PT Fortune Star Indonesia, bagian dari Fortune Star Grup, perusahaan kesehatan preventif yang berpengalaman lebih dari 30 tahun di Osaka Jepang, merasa peduli untuk mengedukasi masyarakat Indonesia agar mereka dapat tetap sehat, mandiri dan bahagia hingga batas usianya dengan menyebarluaskan konsep & solusi kesehatan preventif yang terintegrasi dan menyeluruh melalui perpaduan teknologi modern & nilai-nilai tradisi timur, termasuk tradisi turun temurun dalam menjalankan gaya hidup sehat yang menjadi rahasia sehat serta umur panjang bangsa Jepang.
”Kami ingin terus membantu mewujudkan harapan setiap orang untuk panjang umur dengan tetap sehat, mandiri dan bahagia sepanjang hidupnya”, ujar
Bambang T. Waluyo,
Vice President Fortune Star Indonesia seraya menjelaskan bahwa
kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: keturunan, gaya hidup, lingkungan dan fasilitas kesehatan, dan yang paling berpengaruh adalah gaya hidup serta lingkungan. Masyarakat Jepang menurut data WHO** memiliki usia harapan hidup dan sehat yang lebih tinggi dibanding Indonesia, karena kebiasaan mereka yang turun-temurun dalam mengkonsumsi makanan yang berbahan dasar kedelai dan makanan yang difermentasi, seperti Natto; makanan khas Jepang yang mengandung enzim trombolitik (pemecah trombus) dan fibrinolitik (pemecah fibrin) yang berfungsi memecah bekuan darah, yang disebut nattokinase. 
Badan Kesehatan Dunia (WHO)
* juga melaporkan bahwa 65-80% pelayanan kesehatan yang ada di dunia saat ini adalah pengobatan komplemen, yaitu pengobatan sistem medis dan kesehatan, praktek dan produk yang tidak termasuk dalam kategori pengobatan konvensional Barat.
dr. Leecarlo Millano,
Product Manager Fortune Star Indonesia menegaskan bahwa
saat ini pengobatan komplementari dan alternatif dalam masyarakat semakin meningkat seiring dengan perkembangan waktu dikarenakan beberapa alasan, diantaranya: mudah dimengerti, tidak invansif (efek samping yang minimal), dapat meningkatkan kualitas hidup & aktifitas sehari-hari, pengobatan konvensional terkadang tidak dapat memenuhi semua keinginan pasien dan biayanya yang sangat mahal..jpg)
Fortune Star sendiri, menurut
dr. Carlo melalui
salah satu produknya ’Salakinase’ yang mengandung enzim nattokinase, ekstrak buah plum dan safflower oil yang masing-masing memiliki efek farmakologi yang saling mendukung merupakan salah satu solusi alternatif holistik untuk mencegah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan aliran darah (blood clotting), seperti: stroke, penyakit jantung koroner, DVT (deep vein thrombosis) terutama pada individu yang sering melakukan perjalanan jauh dengan pesawat terbang (4-8 jam) dan hipertensi, karena berindikasi sebagai anti oksidan dan agen fibrinolitik yang alamiah.
Menurut
Bambang,
kurangnya informasi, pengetahuan & kesadaran masyarakat Indonesia dalam masalah kesehatan dan merubah prinsip mereka ’bermasalah dahulu baru berobat’ merupakan tantangan bagi pihaknya, oleh karena itu Fortune Star Indonesia menawarkan & memberikan solusi kesehatan preventif yang terintegrasi dan holistik kepada mereka. ”Menjadi tua itu pasti, Menikmati hari tua adalah pilihan”, tutup
Bambang.
Sadar akan keberadaannya tidak hanya berada dalam lingkungan pebisnis tetapi juga berada dalam lingkungan masyarakat,
PT Fortune Star Indonesia telah banyak mewujudkan kepedulian dan cinta kasihnya kepada masyarakat Indonesia melalui serangkaian program edukasi publik melalui road show kesehatan bernama
‘PERAPERA’, yang diselenggarakan secara periodik dan berkesinambungan di lebih dari 200 lokasi seluruh Indonesia untuk mensosialisasikan konsep hidup sehat yang menitik-beratkan pada pencegahan sebagi prioritas, dengan melibatkan masyarakat berbagai suku dan agama; membangun hubungan dengan customer secara kekeluargaan & keceriaan sehingga tercipta kesehatan jiwa raga yang dilandasi rasa kemanusiaan yang tinggi; serta menjalin kerjasama penelitian dengan pihak akademis (UNAIR, UI, IPB) dan para praktisi medis.
No comments:
Post a Comment