Tuesday, March 28, 2006

UPACARA ADAT DESA HINDU BEDUGUL BALI

SIAP MENYAMBUT ’BRATA PENYEPIAN’
UPACARA ADAT BALI DI LIMA DESA, MEMBUAT KAWASAN BEDUGUL BERSIH

Dalam rangka menyambut datangnya Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu yang jatuh pada tanggal 30 Maret mendatang, seluruh Desa Hindu di kawasan Bedugul melakukan serangkaian upacara adat: Melasti, Matur Piuning dan Guru Piduka selama tiga hari berturut-turut sejak tanggal 27-29 Maret 2006, dihadiri oleh para Bendesa masing-masing desa adat dan masyarakat setempat.






Ritual yang dilaksanakan di lima desa kawasan Bedugul: Pemuteran, Bukitcatu, Batusesa, Kembang Merta dan Candi Kuning ini, merupakan salah satu budaya keagamaan umat Hindu yang bertujuan mensucikan & membersihkan diri sebelum datangnya Brata Penyepian.

Bedugul yang memiliki 6 Desa Adat, terdiri dari: 5 desa adat Hindu dan 1 desa adat Islam, kali ini melaksanakan acara ritual ’Melasti’ secara unik. Selain upacara Melasti untuk pertama kalinya dilaksanakan secara berurutan di seluruh desa adat Hindu kawasan Bedugul yang dipimpin oleh masing-masing Bendesa: Nyoman Sukita (Kembang Merta), Nyoman Suta (Bukit Catu), Gusti Wija (Candi Kuning), Widia Arsana (Batusesa), Mustika (Pemuteran), lokasi upacara ini juga dilakukan di tepi Danau Beratan Bedugul, Kabupaten Tabanan – Bali yang bernuansa indah & elok.





Masyarakat Desa Hindu Candi Kuning menuju Danau Beratan

Upacara Desa Adat Hindu di Danau Beratan Bedugul Tabanan Bali

Upacara Melasti yang dilaksanakan dua hari pada tanggal 27 Maret 2006 (Bukit Catu & Kembang Merta) serta tanggal 28 Maret 2006 (Batusesa, Pemuteran dan Candi Kuning) bagi umat Hindu Dharma, merupakan sarana introspeksi diri seraya memohon pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan YME) untuk dapat mencapai penyucian diri yang sempurna sebagai bekal melaksanakan Catur Brata Penyepian, yaitu: Amati Geni (tidak menghidupkan api), Amati Karya (tidak melakukan kerja), Amati Lelungan (tidak bepergian) dan Amati Lelanguan (dilarang mendengarkan musik, lagu dan menonton TV) tepat pada Hari Raya Nyepi.

Sedangkan Upacara Matur Piuning dan Guru Piduka yang dilakukan pada tanggal 29 Maret 2006, merupakan acara pemberitahuan kepada Tuhan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan permohonan maaf serta pengampunan manakala umat secara sengaja atau tidak sengaja telah melakukan kesalahan yang mengakibatkan munculnya musibah, sekaligus memohon ampunan Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar tidak melanjutkan kemarahanNYA.


Dengan demikian masyarakat dan adat maupun kawasan Bedugul dapat menjadi bersih dari segala kekotoran, jauh dari bencana dan pengaruh buruk. Selanjutnya dengan kesucian jiwa yang baru, warga Bedugul dapat siap melakukan ’Brata Penyepian’ agar kelak dapat hidup selaras dengan alam semesta.


Check this out
Kompas


No comments: