Friday, June 17, 2005

Pengaruh DEMOGRAFI pada Tingkat ANEMIA

INDONESIA BEBAS ANEMIA 2005
Pengaruh Demografi pada Tingkat Anemia,mewujudkan
Indonesia Sehat melalui Masyarakat Bebas Anemia

Penyakit Anemia yang mempengaruhi kadar normal Hb dalam darah, tidak saja disebabkan oleh gaya hidup dalam mengkonsumsi makanan yang kurang bergizi, tetapi juga bisa disebabkan oleh faktor demografi, seperti: tingkat pertumbuhan populasi dan kondisi sosial ekonomi.


Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. DR. dr. Ag. Soemantri, SpA (k), Guru Besar / Staff Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Anak FK Univ.Diponegoro / RS. Dr. Kariadi Semarang dalam makalahnya sehubungan dengan penyuluhan kampanye ‘Indonesia Bebas Anemia 2005’ dan pembahasannya untuk menciptakan masyarakat bebas anemia.

Suatu daerah yang memiliki faktor-faktor demografi seimbang & baik, diperkirakan dapat lebih cepat menciptakan masyarakat sehat dibanding daerah yang berdemografi kurang seimbang.

Faktor-faktor demografi, seperti letak ketinggian tanah dari permukaan laut, jumlah komposisi penduduk yang seimbang antara laki-laki dan perempuan, luas daerah yang dimukimi dengan luas daerah secara keseluruhan, orbitan (jarak dari pusat pemerintahan desa), iklim cuaca, curah hujan pertahunnya maupun suhu udara rata-rata, semua dapat mempengaruhi roda perekonomian & menentukan mata pencaharian mayoritas penduduk.

Dengan tingkat populasi yang seimbang, serta didukung dengan mata pencaharian yang mudah didapat karena faktor demografi daerahnya dan keadaan sosial ekonomi penduduk yang berkembang baik, otomatis tingkat pendidikan dan kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan dan kesadaran akan pentingnya asupan gizi bagi kesehatan dapat tercukupi dengan baik, sehingga dapat tercipta masyarakat bebas anemia dalam lingkungannya.

Bekerjasama dengan instansi pemerintah terkait setempat, pogram tahunan berkala Sangobion bertema ’Indonesia Bebas Anemia’ dilaksanakan di beberapa daerah propinsi Indonesia dengan mengadakan berbagai macam kegiatan edukasi & sosialisasi mengenai Anemia.

Diantaranya mensosialisasikan gejala penyakit anemia 5L (Lelah, Letih, Lemah, Lesu dan Lunglai) kepada masyarakat agar mereka mengetahui hal-hal yang mengakibatkan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dapat menjadi tidak normal dan menempatkannya sebagai ’penyakit’ yang harus mendapat perhatian serius.

Kampanye ‘Indonesia Bebas Anemia 2005’, yang diselenggarakan oleh PT Merck Tbk, produsen obat Anti Anemia – Sangobion, dalam rangka turut membantu pemerintah (DepKes) mewujudkan kesuksesan program-nya ’Menuju Indonesia Sehat 2010’ melalui sosialisasi konsep hidup sehat, dilaksanakan tahun ini di propinsi Jawa Tengah dan DI.Yogyakarta dengan melibatkan beberapa kabupaten di kota Purwokerto, Solo serta DI.Yogyakarta.

Selain kegiatan diadakannya penyuluhan kepada para remaja, orang tua/dewasa, SLTP/SLTA, PKK maupun SSI (Small Scale Industry), diadakan pula Lomba ‘Masyarakat Sehat Bebas Anemia’ di DI.Yogyakarta, yang memperebutkan piala bergilir GKR. Hemas, piala tetap dan uang tunai.

Pada puncak acara ini pula, Sangobion PT Merck Tbk mendapat penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai pemecah rekor & penyelenggaraan tes anemia massal dengan peserta ter-banyak pada waktu & tempat yang sama dalam satu hari, yaitu sebanyak 3.000 orang peserta (di luar peserta lomba desa).

“Kampanye ini positif, karena masyarakat bisa mengambil manfaat banyak tentang anemia serta tahu bagaimana mengantisipasinya“, tutur GKR. Hemas, Ibu Gubernur DI.Yogyakarta, selaku wakil daerah teladan yang memiliki angka kesakitan anemia terendah selama kampanye ’Indonesia Bebas Anemia’ - Sangobion berlangsung.

Beliau berpendapat bahwa program penanggulangan anemia gizi besi yang berlandaskan ’kemitraan & pendekatan keluarga’ merupakan keharusan upaya dari berbagai sektor terkait dan swasta, agar status kesehatan masyarakat didaerahnya meningkat.

“Dengan berkesinambungannya kegiatan kampanye Sangobion ini, kami optimis dapat turut mensukseskan Indonesia Sehat“, ujar Koesdianto Setyabudi, Vice President Director PT Merck Tbk, seraya menambahkan bahwa melalui salah satu aktifitas ‘Indonesia Bebas Anemia 2005’ yaitu lomba Masyarakat Sehat Bebas Anemia yang dilaksanakan di DI.Yogyakarta, dapat mewujudkan daerah sehat bebas anemia yang mendukung terciptanya Indonesia Sehat, dan para daerah pemenang lomba dapat memotivasi daerah lainnya untuk lebih memperhatikan kesehatan, asupan gizi, kebersihan sanitasi dan lingkungan.

Hingga kini, PT Merck Tbk secara konsisten dan berkesinambungan telah melaksanakan program anti anemia tahunan berkala Kampanye Sangobion ’Indonesia Bebas Anemia’ sejak tahun 2002 di beberapa daerah propinsi Indonesia: Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah dan DI.Yogyakarta.

Read More...

Sunday, June 12, 2005

Daerah Sehat, Masyarakat Bebas Anemia

JOGJA SEHAT 2005
Mewujudkan Daerah Sehat, Melalui Lomba ’Masyarakat Bebas Anemia’

Puncak acara Lomba Masyarakat Bebas Anemia tingkat provinsi DIY yang diikuti oleh 15 desa dari 4 kabupaten dan 1 kota wilayah DIY sejak tanggal 22 Mei hingga 5 Juni 2005, diselenggarkan oleh PT Merck Tbk, produsen obat Anti Anemia – Sangobion mewujudkan kesuksesan program ’Menuju Indonesia Sehat 2010’ dan ’Jogja Sehat 2005’ digelar hari ini (12/6) secara akbar dengan berbagai hiburan di Alun-alun Utara Yogyakarta, dihadiri oleh ibu Gubernur DIY, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, untuk memberikan secara langsung hadiah piala bergilir GKR Hemas kepada pemenang.


Lomba Masyarakat Bebas Anemia DIY ini, merupakan salah satu rangkaian kampanye anti anemia tahunan berkala bertema ’Indonesia Bebas Anemia’ PT Merck Tbk dengan instansi pemerintah terkait, yang bertujuan memberikan edukasi dan penyuluhan akan penyakit anemia, mulai dari gejala hingga penanggulangannya kepada masyarakat, termasuk mewaspadai gejala 5L: Lelah, Letih, Lemah, Lesu dan Lunglai, yang dapat menurunkan produktifitas dan vitalitas tubuh dalam beraktifitas.

Peserta lomba yang berasal dari Dati II DIY: Sleman, Bantul, Kulon Progo, Wonosari dan kodya Yogya ini ditentukan oleh Pemda setempat, dimana terpilih 3 desa / kecamatan dari masing-masing kabupaten untuk berpartisipasi. Sebanyak 200 orang mewakili setiap desanya, sehingga total jumlah menjadi 3.000 orang peserta.

“Kriteria penilaian lomba Masyarakat Bebas Anemia DIY, kami bagi dengan 3 kategori,“ ujar Herlany Goenawan, Brand Manager Sangobion PT Merck Tbk, menjelaskan bahwa Lingkungan desa yang bersih dan sehat dilihat dari sanitasi & penghijauan; Bebas anemia dari hasil tes darah 200 warga peserta lomba; serta kreatifitas warga, akan menentukan Juara-juara yang berhak menerima Piala Bergilir GKR Hemas, Piala tetap dan uang tunai.

“Kami berharap lomba ini dapat mewujudkan daerah sehat bebas anemia dan para pemenang dapat menjadi contoh bagi lainnya untuk lebih memperhatikan kesehatan, asupan gizi, kebersihan sanitasi dan lingkungan, “ tutupnya.

Wakil Presdir PT Merck, Koesdianto Setyabudi mengatakan, sejak tahun 2002 PT Merck telah melakukan sosialisai dan tes darah di beberapa daerah propinsi Indonesia, seperti: Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera Utara. Pada tahun 2005 ini dipusatkan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Yang meliputi Purwokerto, Solo dan Yogyakarta.

"Berdasarkan test, untuk Solo test darah 3953 orang positip anemia sebanyak 899 orang, untuk Purwokerto yang melakukan 3.254 orang yang positif anemia sebanyak 1.021 orang sedangkan di Yogyakarta dengan 3.350 orang yang ditest darah, hanya 325 orang yang positif kena anemia."


DIY PALING SEDIKIT PENDERITANYA,
Timuran, Kampung Juara Bebas Anemia


Dalam rangkaian kampanye Indonesia Bebas Anemia 2005, dusun Karanganyar dan kampung Timuran, Kelurahan Brontokusuman Yogyakarta keluar sebagai juara I Masyarakat Sehat Bebas Anemia 2005 Propinsi DI Yogyakarta.

Lurah Karanganyar Brontokusuman, Suyono mengatakan bahwa dari 361 orang yang melakukan tes darah hanya terdapat 4-6 orang yang terindikasi kena anemia. Dengan tingkat usia sekitar 50 tahun.

Menurutnya, masyarakat sudah mengetahui tentang pentingnya kesehatan. Hal ini dikarenakan pihaknya bersama kader terus memberikan pengarahan pentingnya kesehatan, hidup sehat dan lingkungan yang bersih. Selain itu juga didukung dengan adanya Puskesmas yang memberikan layanan kesehatan setiap saat kepada masyarakat tanpa memungut biaya.

“Kami terjun langsung untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang pentingnya hidup sehat dan lingkungan yang bersih. Terus Puskesmas juga tidak jauh dari tempat kita dengan biaya gratis,” tegasnya.

Mengingat sedikitnya orang yang kena anemia di Karanganyar ini, Suyono mengaku optimis dusunnya akan bebas dari anemia. Pasalnya dengan angka 4-6 orang ini sangatlah mudah untuk menghilangkannya. Apalagi saat ini obat anti anemia telah diberikan kepada masyarakat, serta dana sebesar Rp 2 juta pertahun untuk reboisasi dan kebersihan dari DI Yogyakarta. “Saya optimis kita akan bebas dari anemia, apalagi angkanya sangat kecil,” tegasnya.

Sebagai juara pertama Dusun Karanganyar dan Timuran berhak mendapatkan piala bergilir GKR Hemas, piala tetap dan uang tunai. Sedangkan juara kedua diraih oleh Dusun Jurugenthong, Kelurahan Banguntapan, Bantul dan juara ketiga diraih Dusun Kidul, Kelurahan Ngawen, Gunungkidul.

Read More...